Langsung ke konten utama

Postingan

Perempuan

Di kejauhan Tawamu tersembunyi dibalik kesunyian Petilasan langkahmu tersisa di kala senja tiba Sebuah cerita tentang asa Ada kekuatan tersimpan di rongga dada Mencuri hari-hari yang tidak punya kepastian Ada kelembutan di kedua tangan Melahirkan keajaiban Di kejauhan… Aku melihat seorang perempuan
Postingan terbaru

....dari Tuhan

Aku menyukai malam karena keheningannya membuatku dapat bicara dengan Tuhan Aku menyukai fajar karena gulitanya membawa harapan dari Tuhan Aku menyukai pagi karena kesejukannya membawa hari baru dari Tuhan Aku menyukai siang karena teriknya mendatangkan keteduhan dari Tuhan Aku menyukai senja karena keindahannya menghadirkan keagungan Tuhan …dan dari semuanya itu tidak ada alasan untuk tidak mencintai kehidupan

A journey

Januari 1990, Marabahan-Kalimantan Selatan Matahari sedang bergerak ke arah barat. Gadis kecil berambut ikal itu berlari kecil dengan tongkat pancing di tangan kanannya. Ia berusaha menyeimbangkan langkahnya di pematang bambu yang menghubungkan halaman rumahnya dengan jalanan setapak yang dipisahkan oleh kali kecil. Adik perempuannya yang bermata sipit dan berbadan lebih gemuk mengikutinya dari belakang sambil membawa ember kecil berwarna hitam berisi beberapa ekor ikan sepat. Keduanya hanya mengenakan kaos dalam berwarna putih (yang sekarang penuh dengan noda lumpur) dan celana pendek. “Dik, ayo cepat. Nanti kalau Mama pulang kita belum mandi pasti dimarahin lagi,” kata gadis berambut ikal itu sambil membuka pintu kayu rumahnya dari samping. “Ikannya disembunyikan di mana?” tanya adiknya yang masih berdiri di belakangnya. Kakaknya diam sejenak sambil menoleh ke kanan dan ke kiri. “Taruh di bawah rumah aja. Nanti kalau Mama sudah pulang kita lepaskan lagi ke kali,” jawab kakakn...

Kasmaran

Ia sedang duduk di sudut favoritnya. Teh panasnya masih belum disentuhnya. Gelasnya masih di tempat yang sama seperti awal ia meletakkannya tadi. Asap tipis yang terlihat keluar dari dalam gelas, menghadirkan kehangatan tersendiri di pagi yang cukup dingin. Ia sedang menatap danau kecil yang terlihat dari jendela besar di sudut. Pagi ini ia mengenakan sweater longgar berwarna merah muda dan celana selutut berwarna hitam. Kerah sweaternya yang lebar itu sengaja dibiarkannya jatuh ke pundaknya. Ia tidak membenarkan atau menariknya ke leher. Seolah-olah memamerkan bahunya yang indah dan berkulit putih. Rambutnya diikatkan ke belakang dengan karet berbulu berwarna ungu. Wajahnya hanya dirias dengan bedak tipis dan lip glos pink pada bibirnya. Namun pipinya terlihat merona merah memancarkan kebahagiaan dari hatinya. Ditambah sebuah senyum manis tersembunyi di sudut bibirnya, ia terlihat anggun dan mengagumkan pagi ini. Cuaca di luar tidak bisa dibilang cerah. Langit penuh dengan awan-awa...

Lady Gray

Frozen Lily is a heart Touched by Grace but lost Chaos in the light by surpriced Flow but stuck.... Aku membuka mataku perlahan. Sedikit sinar keputihan menyilaukan mataku saat kelopak mataku mulai terbuka. Di mana aku?! Langit-langit ruangan ini, warna dindingnya; di mana ini?! Aku berusaha menggerakkan tangan dan kakiku. Tidak bisa! Seolah-olah tubuhku membeku dan lumpuh tanpa kekuatan. Hanya kepalaku saja yang masih dapat kugerakkan. Aku mengitari ruangan tempat aku terbaring dengan mata dan seluruh kekuatanku yang tersisa. Rasanya aku lelah sekali. Ruangan ini nyaris tanpa perabotan. Hanya ada satu kursi dan satu meja di sudut dekat pintu. Ya...hanya itu perabotan yang bisa kulihat. Aku terbaring di atas tempat tidur yang sempit meskipun rasanya nyaman terbaring di sini. Ada banyak jendela besar di ruangan ini. Tapi semua masih tertutup tirai berwarna perak tua. Lampu-lampu kristal melayang-layang di atasku; tidak bergantung di langit-langit. Setiap aku mengalihkan pandangan...